TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Enggan Pergi {6}



Enggan Pergi {6}

0"Siapa saja yang mendapatkan intisari kehidupan dari Putra Mahkota Kerajaan Langit tidak akan ada yang pernah bisa untuk melepaskan atau mengeluarkan intisari tersebut. Selain sosok itu mati, maka intisari itu akan kembali dengan sendirinya ke pada tubuhnya," jawab Li Qian Long pada akhirnya.     
0

Tubuh Liu Anqier tampak bergetar hebat, dia sama sekali tak menyangka jika apa yang dikatakan oleh Li Qian Long adalah hal yang sangat mengerikan. Jadi Chen Liao Xuan hanya bisa kembali menjadi sosok Putra Mahkota yang sempurna hanya jika dia mati. Dan itu artinya jika dia tidak akan pernah bisa bersama dengan Chen Liao Xuan selamanya? Dan ataukah memang takdir cinta mereka akan terus seperti ini? Tidak akan pernah bisa bertemu sampai kapan pun itu.     

Liu Anqier tampak diam, membuat Li Qian Long memandang Liu Anqier dengan mimik wajah kasihannya.     

"Dewi Anqier, kau jangan pernah berpikir hal yang macam-macam. Atau malah kau mengira jika memang kau tidak akan pernah berjodoh dengan Putra Mahkota. Tidak... tidak sama sekali. Ini hanya sebagai bentuk hukuman atas kalian. Untuk masalah nantinya kalian bersatu atau tidak, kalau kau adalah manusia dan Putra Mahkota adalah Raja Iblis yang abadi. Sebab bagaimanapun, kau adalah seorang Dewi yang terperangkap dalam tubuh manusia. Itu saja. Dan jika nanti kau berada di titik yang mungkin manusia akan di titik batas maka kamu akan menjadi Dewi secara utuh. Ini hanyalah hukuman, Dewi Anqier. Jadi percayalah kepadaku semuanya akan baik-baik saja setelah ini,"     

"Maka aku akan segera kembali ke alam iblis," kata Liu Anqier. Dia mulai mempertimbangkan sebuah jalan keluar atas risau hati semuanya.     

"Namun kau harus tunggu dulu, Dewi Anqier...," kata Li Qian Long. Liu Anqier memandang Li Qian Long dengan mimik wajah kagetnya. "Karena jika Putra Mahkota kembali sekarang ke Istana Langit, akan menjadi huru-hara besar. Selir Cheng dan banyak sekali antek-anteknya membuat kehidupan di istana iblis akan menjadi hal yang sangat mengerikan. Karena masih harus menunggu calon penerus dari Raja Iblis. Dan sekarang calon penerusnya pun sedang dalam rahim oleh Selir Lim. Tunggu sampai calon penerus itu naik ke singgasana, Dewi Anqier."     

"Baiklah, Dewa Li. Aku mengerti. Aku mencoba untuk menahan diri sampai semuanya menjadi lebih baik. Sebab bagaimanapun juga istana iblis memang benar-benar membutuhkan pengawasan yang kuat,"     

******     

Chen Liao Xuan beberapa hari ini agaknya tak memiliki selera untuk melakukan apa pun. Bagaimana tidak, yang dia lakukan hanyalah duduk dengan mimik wajah yang entah sedang memandang apa.     

Jiang Kang Hua yang melihat itu hanya bisa diam. Di saat dia ingin bergerak cepat karena Cheng Wan Nian sudah mulai merangsek untuk memberikan serangan kepada Chen Liao Xuan agar Chen Liao Xuan turun dari tahta.     

"Yang Mulia, apa yang harus kita lakukan? Semua hal sudah kita coba untuk usahakan, tapi bagaimana bisa kita terus dirundung kemalangan. Selir Cheng dan yang lainnya telah membangun serangan. Dan serangan tersebut sudah siap untuk menurunkan Yang Mulia Raja dari tahta. Jika ini tetap terjadi, maka yang ada semuanya akan hancur, Yang Mulia," kata Jiang Kang Hua.     

Li Zheng Xi yang kebetulan baru masuk ke aula agung istana pun tampak memandang rajanya yang tampak sedang dirundung duka tersebut.     

"Maaf, Yang Mulia. Sebenarnya apa yang terjadi? Hamba baru saja pulang beberapa waktu yang lalu dan bertanya kepada beberapa Kasim yang ada di istana tapi mengapa mereka tak ada satu pun yang menjawab pertanyaan hamba. Stempel istana pun tidak ada di tempatnya. Namun untungnya stempel kerajaan masih bersama dengan hamba," tanya Li Zheng Xi kemudian.     

Chen Liao Xuan hanya melirik Li Zheng Xi sekilas, dia seolah masih enggan memberi jawaban. dia bingung, dan dia penasaran. apakah penasihatnya ini benar-benar ada di pihaknya? Dia sama sekali tidak bisa percaya sepenuhnya dengan Li Zheng Xi. Apalagi dis telah tahu kalau Li Zheng Xi telah melalukan hal nista itu kepada Cheng Wan Nian.     

"Sebenarnya yang terjadi adalah telah terjadi hal yang sangat mengerikan ketika Penasihat Li tidak ada di sini. Dayang Liu diperlakukan dengan cara mengerikan. Janinnya telah digugurkan dengan paksa dan dia meninggal. Karena hal tersebut juga membuat Yang Mulia murka, kemudian Yang Mulia Raja membunuh Pangeran Wu dengan entah apa sehingga membuat tubuh Pangeran Wu menjadi abu. Di sisi lain juga karena mungkin mereka merasa bahagia, dia mengadakan pesta yang tak tahu malu, bercinta dengan semua Kasim bahkan ayahnya sendiri di aula agung."     

"Apa?!" pekik Li Zheng Xi.     

"Kenapa kau begitu kaget, Penasihat Li? Apakah kau merasa telah dikhianati oleh Selir Cheng? Jika iya, maka seharusnya kau tahu bagaimana rasanya dikhianati. Saat wanitamu ternyata bercinta dengan laki-laki lain," sindir Chen Liao Xuan.     

Mendengar hal tersebut, Li Zheng Xi tampak kaget bukan main. Dia seolah tertampar dengan sindiran dari Chen Liao Xuan.     

"Yang Mulia--"     

"Yang Mulia Raja telah mengetahui apa yang telah kah lakukan dengan Selir Cheng, Penasihat Li,"     

Mendengar hal tersebut Li Zheng Xi langsung kaget bukan main. Dia langsung berlutut tepat di depan Chen Liao Xuan. Matanya tampak nanar, rasa bersalah mulai merebak lewat hatinya dan kini dia merasa ketakutan setengah mati.     

"Y... Yang Mulia, Yang Mulia Raja tolong... tolong maafkan hamba. Hamba benar-benar tak bermaksud berkhianat dengan Yang Mulia Raja. Hamba--"     

"Bahkan khilaf pun ada aturannya, Penasihat Li. Tapi bagiku itu sudah tidak penting. Ala yang akan kau lakukan dan lain sebagainya benar-benar bagiku tidak penting. Sekarang melihat Selir Cheng seperti itu membuatku banyak belajar dan tahu, jika sejatinya menjadi diri sendiri dan tidak percaya kepada siapa pun adalah hal yang terbaik sekarang. Aku tidak mau lagi menggantungkan harapanku kepada sosok lain selain diriku sendiri. Apalagi percaya kepada sosok lain selain diriku sendiri," mendengar Chen Liao Xuan berucap.seperti itu benar-benar membuat Li Zheng Xi ketakutan setengah mati. Bagaimana bisa Chen Liao Xuan telah mengetahuinya, sebuah hal hina yang tak termaafkan sama sekali. Itukah alasan kenapa beberapa waktu terakhir bahkan Chen Liao Xuan tak pernah mengatakan apa.pun yang dia rencanakan? Dia hanya memendamnya sendiri karena merasa kecewa dengan Li Zheng Xi.     

"Yang Mulia apa yang harus hamba lakukan sehingga Yang Mulia tidak lagi mencurigai hamba. Jujur memang hamba terjerat oleh godaan Selir Cheng, namun sampai detik ini Yang Mulia tak perlu meragukan kesetiaan hamba. hamba adalah hamba yang paling serius dan yang pernah setia yang pernah ada. Jadi hamba mohon kepada Yang Mulia Raja. Tolong jangan pernah ragukan hamba."     

"Aku pernah sangat percaya kepadamu, Penasihat Li. Sangat percaya hingga aku pikir kau adalah diriku sendiri. namun setelah hal itu, entah kenapa rasa percayaku kepadamu hilang tak tersisa."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.